Kamis, 11 September 2014

Pengalaman Menulis

Siapa Orang Paling Misterius : Farras Salsabiila


Aku sudah menulis cerita sejak TK atau lebih tepatnya saat aku mulai bisa nulis huruf. Cerita yang aku tulis saat itu hanya cerita pendek atau mungkin sangat sangat pendek, tapi kalau dilihat dari umur aku cerita itu sudah cukup panjang. Kebanyakan aku nulis cerita hanya sehalaman buku kecil.

Waktu udah kelas 1 SD, aku mulai bikin cerpen yang cukup panjang. Tapi, aku nggak pernah nunjukin ke orang-orang karena waktu itu aku pikir ‘buat apa juga ditunjukkin sama orang lain?’

Rupanya, mama aku ada baca beberapa cerpen aku. Mama aku bilang kalau aku lebih banyak buat cerita sedih daripada cerita bahagia. Banyak tema-temanya yang menyangkut mimpi aku pas kecil. Ah, sayang banget cerpen-cerpen yang aku buat waktu itu sudah hilang semua. Kalau masih ada, aku pasti ketawa-ketiwi ngebacanya xD

Cita-cita aku waktu kecil (atau bisa saja sampai sekarang :P) itu arkeologi, ilmuwan, artis, dan dokter. Nggak pernah keluar dari keempat hal itu. Aku pengen jadi arkeologi karena biasa... anak kecil kan suka berpetualang, hehe. Kalau ilmuwan karena sejak kecil aku suka sama sains dan matematika. Artis karena aku suka tampil dan diperhatiin orang banyak.

Waktu kecil, aku suka banget nyanyi. Bahkan, nggak malu kalau nyanyi didepan umum. Tapi, sejak kelas 2 SMP atau lebih tepatnya sejak aku sadar kalau suara aku benar-benar jelek dan nggak cocok banget jadi penyanyi, aku nggak pede lagi. Anehnya, kalau disuruh orang nyanyi aku mau-mau aja LoL

Dokter karena dulu mama aku sering sakit-sakitan. Jadi, aku selalu pengen nyembuhin mama. Aku juga sering kasihan sama orang-orang nggak mampu yang punya penyakit parah. Aku sering nanya kepada Tuhan “kenapa malah orang-orang nggak mampu yang dikasih penyakit parah kayak gitu?”

Balik lagi ke topik awal. Waktu kelas 2 SD, cerita yang aku bikin tambah panjang dan teman-teman aku pada kepo mau baca. Jadi, aku tunjukkin aja. Aku nggak nyangka kalau mereka bakal suka dan muji cerita buatan aku. Waaah ^_^

Nah, awal aku bikin novel itu waktu kelas 3 SD. Sejak kelas inilah kakek aku ngasih mesin tik nya ke aku. Waktu itu tahun 2008, mesin tik belum jadul-jadul amat. Kakek aku adalah wartawan jadi beliau punya mesin tik sendiri. Aku senang nulis cerita di mesin tik tapi malesnya, kalau salah ketik susah dihapus. Jadi, aku sering ngulang-ngulang bikin cerita disana >_<

Novel yang pertama aku tulis itu aku lupa apa judulnya. Pokoknya, ceritanya itu berhubungan dengan fantasy gitulah. Nggg... kalau nggak salah sih, ceritanya itu begini:

Ada seorang gadis yang suka berbuat jahat dan iri dengan orang lain, termasuk pada sahabat dan keluarganya. Sampai akhirnya, dia dikutuk jadi badannya berubah warna hijau padahal hijau itu warna yang paling dia benci!! untungnya, ada dua orang sahabatnya yang sayang sama dia dan pengen ngebantuin dia. Tante dari gadis yang dikutuk tadi tahu cara menghilangkan kutukannya, tapi rupanya caranya itu susah banget. Harus ngapain gitu (aku lupa._.). Tapi, akhirnya, sahabatnya itu berhasil menyelesaikan ‘misi’ itu. Sayangnya nggak bereaksi karena masalah ada pada diri gadis yang dikutuk itu. Gadis itu harus mengubah sikapnya.

Apa pendapat kalian tentang ringkasan cerita diatas? absurd? nggak nyambung? gue banget =,=

Terus ada lagi aku bikin novel tentang gadis yang namanya Flo. Dia kelas 4 SD (sama kayak kelas aku waktu nulis novel ini). Pokoknya, dia gadis yang baik tapi sayangnya ibu Flo ini sering sakit. Ya ampun, mainstream banget alur cerita ini -____-

Terus, ada juga beberapa novel yang aku bikin tapi nggak jadi. Rasanya, susah ya buat konsisten nulis satu cerita.

Novel yang pertama kali aku kirim ke penerbit aku tulis saat kelas 5 SD. Aku masih ingat judulnya: The Magic Pencil. Ceritanya masih absurd, menurutku. Itu jumlahnya 50 halaman hvs A4 spasi 1 dan times new roman 12. Wah, lumayan panjang. Aku nggak nyangka juga bisa nulis sebanyak itu. Kalau nggak salah, aku nulisnya sekitar 1 atau 2 bulan. Naskahnya ditolak oleh beberapa penerbit. Bukan ditolak sama satu penerbit aja (malangnya).

Selanjutnya, aku buat beberapa cerpen dan aku kumpulkan jadi kumcer (kumpulan cerpen) saat masih kelas 5 SD juga. Tapi, kumcer aku juga ditolak oleh beberapa penerbit. Huaaa... kasihan banget sih. Padahal, teman-teman aku bilang kalau cerita aku bagus. Tapi, mungkin memang bukan takdir.

Dikelas 6 SD, aku buat banyak novel tapi pada setengah2 semua. Nggak ada yang jadi. Maklum, waktu itu lagi sibuk jadi nggak konsentrasi kalau buat novel. Dan waktu kelas 6 ini juga, aku sering ikut lomba menulis. Aku banyak cari informasi di internet dan dari teman dunia maya. Kira-kira ada 20 atau bisa aja lebih dikit dan kurang dikit. Ngirimnya dari email dan untung aja waktu itu udah punya dan ngerti gunain email, hehe.

Aku nggak pernah ngasih tahu mama aku kalau aku ikut lomba nulis. Tapi, kan ada tuh lomba menulis yang diadain PCPK dan ternyata aku dapat juara 2. Whatever, yang penting aku dapat 10 besar dan cerpen aku berhak untuk diterbitin. Woah... senang banget. Waktu aku kasih tahu ke mama, mama kaget.

“memangnya, kamu kapan ikut lomba nulis?” yups, ini karena aku nggak pernah ngasih tahu mama kalau aku ikut lomba nulis. Tapi, mama aku tetap senang juga.

Setelah naskah novel ditolak belasan atau mungkin udah 20an kali dan kalah lomba 20 kali, akhirnya bisa juga cerpen aku diterbitin ^_^

Selanjutnya, aku ikut lomba nulis cerpen lagi dan ternyata nggak menang. Tapi, rupanya cerpen aku itu memang nggak menang tapi berhak buat diterbitin. Wah, seneng. Udah dua kali. Walaupun nggak menang, yang penting ada hasil.

Waktu aku masih kelas 6 SD juga, naskah novel aku diterima untuk pertama kalinya. Sekarang udah terbit. Kerja keras terbayar juga.

Kalau dibilang aku nggak pernah down, nggak juga sih. Aku pernah menggerutu beberapa kali waktu naskah aku ditolak. Apalagi, waktu pertama-tama ditolak. Tapi, akhirnya aku kebiasaan ditolak jadi kalau naskah aku ditolak lagi sekarang, hal itu udah biasa banget.

Walaupun buku aku udah 2 (yang satu lagi masih coming soon~) yang terbit, tapi waktu aku ngirim masih aja terkadang tetap ditolak. Maklum, aku masih pemula dalam menulis jadi pasti masih ada naskah aku yang belum layak diterbitin.

Yang buat aku tetap menulis sampai sekarang adalah karena aku suka menulis. Aku nulis bukan karena aku ingin terkenal, punya banyak buku ataupun untuk dipuji. Tapi, karena selain suka menulis, menulis membuat aku senang dan serasa benar-benar hidup. HOHO.

Bagi kalian yang naskahnya masih ditolak, jangan pernah menyerah ya! :)

0 Kripik dan Sambal:

Posting Komentar

 

Farras Salsabiila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review