Senin, 11 Agustus 2014

Gimana Rasanya Masuk Kelas Akselerasi?

Siapa Orang Paling Misterius : Farras Salsabiila 0 Kripik dan Sambal
Saat pertama kali, orang lain tahu aku itu pernah masuk kelas aksel pasti langsung nanya "gimana rasanya masuk kelas aksel?", "apa sih kekurangan dan kelebihan masuk kelas aksel?", "IQ kamu berapa?" ya kira-kira semacam itu.

Rasanya pertama kali masuk kelas aksel itu tentu bangga dan nggak nyangka kalau bisa masuk kelas aksel. Terus, aku juga takut karena aku nggak merasa jenius sedangkan anak aksel itu IQ nya pada tinggi.

Kalau soal IQ, guru BK aku pernah bilang kalau IQ itu adalah askpek penting yang tidak boleh kita sombongkan dan tidak boleh kita beri tahu kepada orang lain karena orang lain bisa saja memanfaatkan kita hanya karena IQ. Jadi, aku nggak bisa ngasih tahu berapa IQ aku hoho. Yang jelas IQ aku diatas 130 karena standar akselerasi IQ nya harus 130.

Sering orang bilang "ah, buat apa masuk aksel? ntar lulusnya cepat terus susah cari kerja", "aksel cuma nama doang" dan pendapat buruk lainnya. Hei! tolong jaga mulut kalian baik-baik ya >,<

95% alumni akselerasi dari sekolahku dulu berhasil. Bisa masuk universitas bagus dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Memang nggak semua anak aksel yang pintar, tapi semua anak aksel itu kepintarannya diatas rata-rata. Harus aku akui karena dulu persaingan diaksel sangat ketat.

Aksel itu bukan cuma nama doang dan persaingannya beda. Bedanya, kalau semester kemarin dapat ranking 5 dari bawah, semester besoknya bisa aja dapat ranking 3 besar. Kalau dikelas lain, hal-hal seperti itu bisa dibilang sebagai "mukjizat" tapi kalau diaksel nggak, itu biasa aja. Makanya kita nggak boleh ngeremehin anak yang semester ini dapat ranking terakhir.

Dan memang, diaksel itu capek. Tapi, nanti kita bisa menuai hasil diakhir karena kita lulus lebih cepat. Dulu, diaksel tiap hari (kecuali hari libur :v) pulang jam 4 sore. Sebenarnya, hari Sabtu enggak tapi hari Sabtu itu sering ada latihan buat pelajaran Seni Budaya jadi sering pulang sore juga -___-

Awalnya, aku sering ngeluh "ih, capek banget ma" tapi mama aku bilang kalau masuk aksel adalah pilihan aku sendiri dan aku harus berani mengambil resiko dari pilihan yang sudah aku tetapkan. Jadi, mau nggak mau aku nggak bisa ngeluh lagi karena itu semua pilihan aku.

Dan waktu dua semester terakhir diaksel, aku dipaksain bimbel. Huaaaa.... aku nggak mau karena nambah capek. Tapi, akhirnya ikut. Bimbelnya dua minggu sekali dan biasanya sampai dirumah jam 7 malam. Masuk sekolah jam 7, pulang lagi jam 7 -_-

Ditambah, aku juga ikut les musik jadi tiap hari jarang ada waktu kosong. Kalau sampai dirumah nggak sempat malas-malasan lagi. Langsung mandi, ganti baju, buat tugas, belajar, terus tidur. Selama diaksel, aku nggak sempat main hp sehingga aku nggak pernah pakai hp. Kalau buat nanyain sesuatu ke teman, biasanya aku pinjam hp mama HAHA

Kalau dikelas aksel kita malas-malasan sedikit saja, kita bakal tertinggal jauh. Camkan itu XD

Jarang ada guru yang nggak ngajar karena guru-guru pada berpikiran yang sama "kelas kalian ini materinya banyak tapi harus diselesaikan dalam waktu yang cepat jadi mau nggak mau ibu harus masuk" dan mirisnya, dikelas lain guru sering nggak masuk dan pelajarannya nyantai. Ya Allah, ENAK BANGET TUH KELAS! aku iri sama kelas reguler :/

Waktu ujian kami juga beda dari kelas yang lain. Waktu ujian, kelas lain pulang lebih cepat tapi kami nggak pernah. Kami selalu pulang sore dan hari pertama saat sudah liburan semester, kami juga pulang sore. Ngenes. Aku selalu berharap guru kami berbaik hati dan membiarkan kami pulang saat siang.

Sebagian besar anak kelas aksel itu nggak suka pelajaran olahraga, termasuk aku. Beda sama kelas lain yang suka olahraga. Aku dari dulu memang nggak suka pelajaran olahraga, bahkan aku mendukung pelajaran olahraga digantikan dengan pelajaran lain seperti pelajaran fisika. Aku paling lemah diolahraga. Nggak bisa berenang dan nggak pernah berhasil masukin bola kedalam ring X_X

Kelas kami itu muridnya pernah nyontek juga :v tapi, dibandingin kelas lain kayaknya nyontek ala aksel itu malah hampir nggak bisa disebut nyontek. Anak kelas lain GILA mereka nyonteknya mantap XD tapi, ada juga anak kelas lain yang baik-baik kayak aksel ^o^

Anak kelas aksel itu SATU TIPE. Nggak suka ganti-ganti teman, egois, dan nggak suka ngasih contekan ke orang lain. Aku sendiri jarang nyontek dan oleh karena itu aku juga malas ngasih contekan ke orang lain. Aku lebih percaya dengan jawaban perkiraan aku sendiri dibanding jawaban orang lain yang mungkin aja orang lain itu ngasih jawaban salah T_T

Nggak enaknya, pas masuk sma orang-orang terasa asing. Orang yang dulunya adalah kakak kelas menjadi teman seangkatan. Jujur, aku masih canggung sama kakak kelas yang sekarang udah jadi teman seangkatan terutama kakak kelas yang cewek. Mereka masih terlihat seperti..... kakak kelas. Aku bahkan lebih enak dengan teman yang baru dikenal dibanding kakak kelas yang sekarang udah jadi teman seangkatan :D

Dari cerita diatas, sepertinya kalian bisa menyimpulkan sesuai pendapat sendiri apakah enak atau tidak masuk kelas aksel. Semua orang mempunyai selera dan pendapat yang berbeda ^o^

Pengalaman Naik Pesawat Sendiri

Siapa Orang Paling Misterius : Farras Salsabiila 0 Kripik dan Sambal
Awalnya, mama dan papa aku berangkat keluar kota untuk dinas saat aku lagi UN. Jadi, selama UN, aku tinggal dirumah sama kakek aja.

Beberapa hari sebelum mama dan papa aku berangkat, mereka nawarin aku "kak, mau nggak habis UN langsung ke Jakarta?"

"boleh" aku jawab tanpa pikir panjang.

"naik pesawat sendiri mau nggak?" tanya mama tiba-tiba.

"iya, biar kita hemat uang. Mama sama papa jadi nggak perlu lagi balik ke Jambi" celetuk papa.

Waktu denger 'naik pesawat sendiri', aku jadi kepikiran film Home Alone sama beberapa novel yang pernah aku baca. Woahh.... kayaknya seru kalau naik pesawat sendiri. Dapat banyak pengalaman, jadi lebih berani.

Akhirnya, aku setuju. Mama sama papa udah beliin aku tiket bolak-balik Jakarta. Mama aku sempat ngancam (semacam itulah) sebelum berangkat "kak, jangan sampai nggak jadi berangkat! mama udah mahal beli tiketnya >_<"

Aku cuma manggut-manggut doang. Sebelum berangkat juga, mama aku sibuk nasehatin ini-itulah. Kalau ada orang yang nawarin minuman selain pramugari disana nggak usah diambil, tas aku yang isinya handphone dipegang aja tapi tas aku yang isinya baju ditaruh dibagasi, waktu udah sampai di Jakarta tunggu papa jemput, kalau ada orang nawarin tumpangan nggak usah terima terus tunggu papa, kalau udah sampai cepat telepon papa atau mama, handphone dimatiin pas dalam pesawat, sabuk pengamannya jangan lupa, blablablah.

Banyak banget pokoknya dan mama aku bilanginnya berulang-ulang. Untung aja, papa aku adem. Papa awalnya ngeremehin aku "emang kakak berani, huh?" terus aku jawab "berani kok" dan papa cuma bilang "hati-hati" nggak kayak mama yang nasehatin terus-terusan sampai aku bosan sendiri (maafkan anakmu, ma-_-).

Kakek aku juga sama aja dengan mama. Malah, kakek ngomongnya lebih ngebosanin (maaf kakek! ^_^) kakek lambat ngomongnya dan aku cuma ngangguk soalnya udah capek dengerin semua nasehat -_-

Waktu sampai dibandara, kakek yang bantu check in padahal check in itu mudah. Petugas bandaranya sempet kaget waktu cuma ada satu tiket dan yang berangkatnya itu aku. Dia nawarin apaan gituh biar diantarin sama petugas dibandara tapi aku nolak. Menurut aku, aku nggak sekecil itu. 13 tahun itu udah nggak kecil lagi kan? ^^

Ternyata, pesawat yang mau aku naikin itu delay sampai hampir sejam kalau nggak salah. Aku bosan banget nunggunya, nggak ada teman. Cuma bisa main game di iPad atau kalau nggak, dengerin lagi di MP3 player. Sumpah, bosan banget.

Mama aku juga ribet. Tiap 10 menit sekali nelpon aku buat nanya "pesawatnya udah berangkat?" yahh, sebenarnya nggak salah sih. Aku udah bilang ke mama "kalau pesawatnya berangkat, ntar kakak telfon" tapi masih aja nelfon LoL

Hal yang nggak terfikirkan oleh aku terjadi. Aku mimisan. Sebenarnya, udah biasa. Kalau mimisan, aku bisa kok nanganin sendiri. Tapi, masalahnya, darahnya itu banyak banget dan nggak mau berhenti padahal aku sudah nahan darahnya pakai tisu sambil baringan. Tangan dan sebagian lengan baju aku jadi penuh dengan darah.

Orang yang lagi duduk disamping aku ngelihatin aku aja, tapi nggak nanya sesuatu apalagi bantuin aku. Dasar tuh orang ._.

Aku nelfon mama dan mama aku kayaknya khawatir banget "kok bisa??!! kakak ada makan es ya?"

Yups. Aku paling alergi kalau makan es krim atau minum sesuatu yang dingin. Pasti besoknya langsung mimisan. Ini udah terjadi sejak kelas 1 SD sampai sekarang. Malangnya aku. Nggak bisa sering-sering makan es krim atau minum dingin. Bisa sih kalau diam-diam tapi dampaknya ngena ke aku juga!

Saat aku masuk ke kamar mandi untuk ngelap darahnya, untung ada tukang bersih2 disana yang ngelihat aku terus dia langsung panik gitu. Dia ngelapor ke petugas keamanan bandara dan tiba-tiba datang seseorang yang tampangnya semacam bos nawarin "mau ke klinik bandara?" aku gelengin kepala karena teringat mama aku yang bilang "kak, jangan nerima tawaran dari siapapun"

Seolah tau apa yang aku pikirin, petugas bandara itu bilang "bapak orang baik-baik kok. Lihat! ini bapak pake seragam bandara" tapi, tetep aja aku nggak mau soalnya aku merasa mimisan itu adalah hal yang biasa ToT

Tapi, petugas itu terus ngajak aku sampai-sampai orang yang ada disekitar ngelihat ke aku semua. Aku sempat nangis dan akhirnya nurut si petugas bandara.

Dia ngantarin aku ke klinik bandara (aku baru tau saat itu kalau ternyata bandara juga punya klinik lmao) dan disanalah aku diobatin. Sumpah, itu ribet. Mana darahnya nggak mau berhenti2, aku yang khawatir ketinggalan pesawat, mama aku sibuk nelfon-nelfon, dan juga ada petugas yang sibuk nanyain "adek, jujur! adek punya penyakit leukimia ya?" -_-

Ada lagi petugas yang bilang "ih, kasihan banget anak itu. Masih kecil juga, kenapa disuruh naik pesawat sendirian?" sekali lagi, apa umur 13 tahun masih kecil????

Setidaknya, anak umur 13 tahun udah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Sebelum pergi ke tempat naik pesawat itu loh /? petugas bandara yang aku bilang kayak bos itu minta tiket pesawat aku. Awalnya, aku sempat takut ngasih tiket pesawatnya. Mau diapain? dipaling? LOL

Rupanya, petugas bandara itu nelfon seseorang dan ngasih tau nomor keberangkatan aku. Waktu mau masuk ke pesawat, mimisan aku belum berhenti. Petugas itu ngasih kapas sebungkus ke aku. Katanya, kalau tetap keluar, tahan aja pakai kapas. Nggak usah dilepas. Kalau dilepas, ntar dikeluarin dari pesawat. Ehem, ngomong2 kayaknya kalimat terakhir yang "kalau dilepas, ntar dikeluarin dari pesawat" ngibul deh u,u tapi waktu itu aku dengan bodohnya percaya kata-kata si petugas.

Terus aku ngasih tahu si petugas kalau ada tas aku yang ketinggalan diruang tunggu dan petugas itu ngajak aku masuk pintu rahasia karena lorongnya itu kayak cuma lorong yang dipakai petugas bandara dan lorong itu lebih singkat daripada lorong yang dilalui penumpang. Idih, curang ><

Kan ada jarak antara tangga pesawat sama pintu kaca, petugas bandara itu manggil seseorang terus nyuruh aku naik keatas mobil angkutan barang. Untung kursinya panjang karena kalau nggak panjang, masa aku duduk diatas barang-barang? -_-

Cieeee, jadi merasa spesial karena diantarin ke tangga pesawat pakai mobil angkutan barang /? karena orang lain jalan kaki. Aku cemas kalau rok aku terangkat karena waktu itu aku pakai rok yang panjangnya diatas lutut.

Waktu naik tangga pesawat, aku cepat-cepat jalan karena sadar kalau aku itu penumpang terakhir yang masuk kedalam pesawat :v

Ngelihat aku, ada petugas yang bilang "nggak usah cepat-cepat dek, nggak bakal ditinggalin kok" lmao -_-

Rasanya si petugas bandara yang terlihat kayak bos sengaja nelfon supaya pesawatnya nggak lepas landas dulu. Waaah.... berarti aku penumpang spesial XD

Alhamdulillah pesawatnya selamat sampai tujuan. Kalau nggak selamat, aku nggak mungkin buat tulisan ini hehe.

 

Farras Salsabiila Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review